Cindy Jacobs – Jenderal Peperangan Rohani
By candrawijayaCindy Jacobs adalah puteri seorang pendeta gereja Southern Baptist. Ia dibesarkan di Texas dengan penghargaan yang tinggi akan hal-hal kerohanian. Ia pertama kali mendengar panggilan Allah pada tahun 1960 ketika berusia 9 tahun, saat menghadiri camp gereja. Ia naik ke sebuah bukit karang di hutan belakang kapel dan berdoa di sana. Ada hal khusus yang Allah inginkan untuk dilakukan oleh Cindy, demikian pesan Allah baginya.
Mimpi-mimpi tentang neraka pun mulai ia alami ketika berusia 12 tahun. Malam demi malam ia terbangun dengan penuh keringat dingin. Ia melihat orang-orang menderita siksaan kekal, dan hal ini mendorongnya memohon pada Allah agar memakai hidupnya untuk memenangkan orang-orang terhilang.
Setelah lulus kuliah, Cindy mengajar musik di sekolah umum. Pada tahun 1973 ia menikah dengan Mike dan hidup sebagai ibu rumah tangga biasa dengan dua anaknya. Di sela kesibukannya Cindy aktif memimpin koor gereja, bermain piano, memimpin ibadah Minggu pagi dan mengajar pemahaman Alkitab di gereja. Walaupun begitu, Cindy selalu merasa bahwa pelayanannya seharusnya menjangkau lebih jauh lagi dari sekedar di rumah dan gereja lokal. Bertahun-tahun telah berlalu, sepertinya Allah telah melupakan perjumpaan mereka di bukit karang di tengah hutan dulu.
Ketika Cindy berusia 30-an tahun, suatu hal aneh tiba-tiba terjadi. Setiap malam pada jam yang sama, Cindy selalu terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Hal itu berlangsung selama 2 minggu, sehingga dia memutuskan bahwa pasti ada alasan mengapa dia bangun pada jam tersebut. Ternyata Allah sedang menunjukkan padanya cara berdoa. Cindy lalu mulai berdoa bagi keluarga dan teman-temannya, disebutkannya nama siapa saja yang terlintas dalam pikirannya saat itu.
Di suatu malam ia terdorong untuk berdoa bagi seorang pendeta di gerejanya. Dia membisikkan suatu doa sederhana, “Tuhan, dia membutuhkan kesembuhan, dan dia merasa kesepian serta ketakutan. Hibur dia Bapa, sembuhkan dia, dan beritahu bahwa dia tidak sendirian.” Dia lalu menambah permintaannya, “Bapa, saya benar-benar ingin mendapat peneguhan dari Engkau bahwa doa-doa saya ada gunanya.” Sebelum ia terbaring kembali untuk tidur, Cindy memperhatikan waktu itu jam 3:10 dini hari.
Pada kebaktian keesokan harinya, pendeta itu menjumpai Cindy. Katanya, “Tidak banyak orang yang tahu hal ini. Saya menderita kanker. Semalam saya terbangun dan merasa kesakitan. Saya merasa kesepian dan berteriak di hadapan Allah. Tuhan tidak adakah seorang yang memperhatikan saya? Pada saat itu Allah berkata pada saya, ‘Cindy Jacobs terjaga, dan dia berdoa untukmu.’ Waktu itu sekitar jam 3:10,” kata pendeta itu.
Peneguhan itu cukup bagi Cindy untuk tetap berdoa di tengah malam dan ia makin diteguhkan ketika tahu bahwa pendeta itu telah disembuhkan. Ia berdoa lebih tekun lagi dan ia merasakan doa-doanya selalu mengenai sasaran. Kabar segera tersiar, bahwa jika orang butuh sesuatu, mereka perlu datang ke Cindy Jacobs. Gereja dan Women’s Aglow Chapter mulai memintanya berbicara tentang doa syafaat. Dia menggali Firman Allah untuk menemukan cara bagaimana mengajar orang berdoa. Allah pun meningkatkan pelajarannya dengan mempertemukan Cindy dengan pemimpin-pemimpin doa seperti C. Peter Wagner, Joy Dawson, Dick Eastman dan BJ. Whilhite. Perjumpaannya dengan orang-orang ini membangkitkan semangatnya untuk dipakai Allah lebih dahsyat lagi.
Tapi konflik di dalam diri Cindy mulai timbul berkenaan dengan pelayanannya. Cindy merasakan Tuhan memimpinnya untuk pergi ke negara lain, namun banyak orang yang memberitahukannya untuk tetap tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga membesarkan kedua anaknya. Selama dua tahun ia bergumul tentang hal ini hingga akhirnya Allah membukakan semuanya bagi dirinya dan juga Mike, suaminya. Mereka berdua lalu terjun sepenuhnya ke ladang misi dan di tahun 1985 Cindy bersama Mike mendirikan Generals of Intercession (GI) yang melayani bidang doa syafaat atau doa peperangan rohani.
Cindy percaya bahwa gereja tidak efektif memenangkan bangsanya bagi Kristus karena orang Kristen kurang memahami strategi doa gaya militer. Seperti C. Peter Wagner dan orang-orang lain yang sadar akan pentingnya peperangan rohani, Cindy menghimbau umat percaya di seluruh dunia untuk memerangi kuasa kegelapan dengan doa yang terarah. Dia menantang orang Kristen untuk memerangi “roh-roh teritorial”. Bukunya yang diterbitkan pada tahun 1991 berjudul “Possesing the Gates of the Enemy” dianggap sebagai buku manual untuk doa peperangan rohani di mana-mana.
Pengalamannya yang luar biasa bersama Allah menjadikan Cindy memiliki banyak kisah peperangan rohani, dan ia suka bagikan kepada teman-temannya untuk menguatkan dan mendorong mereka untuk lebih bersemangat.
- Pada tahun 1990 dia berbicara di dua seminar di kota Resistencia, Argentina. Pendeta lokal menunjukkan apa yang mereka rasakan sebagai roh-roh jahat yang menguasai kota itu termasuk San La Muerte, roh kematian yang disembah oleh penduduk setempat. Setelah waktu pertobatan, pemimpin Kristen lokal mengusir roh-roh jahat itu. Menurut penginjil Argentina Edgardo Silvoso, kota yang berpenduduk 400.000 itu sukar sekali dijangkau sampai waktu itu. Tetapi setelah roh-roh jahat itu diusir, keanggotaan gereja meningkat dua kali lipat, 18 jemaat baru didirikan dan walikotanya menerima Kristus
- Di tahun yang sama, Cindy menubuatkan dalam pertemuan doa di kota Argentina, Mar del Plata bahwa meja judi di salah satu kasino terbesar di kota itu akan dilemparkan ke jalan. Dia juga menyatakan bahwa kasino itu akan menjadi tempat ibadah. Suatu pernyataan yang kelihatannya terlalu mengada-ada. Tapi, tepat 51 hari setelah didoakan oleh pendoa syafaat lokal, kedua nubuatan itu terjadi. Api merusak bagian kasino dan pemiliknya secara harafiah melemparkan meja judi ke jalan.
- Pada tahun 1991, sekelompok pendoa syafaat di Brasilia mengincar kubu roh jahat ‘Karnaval’, setelah Cindy memberikan nubuatan bahwa Allah akan memakai arak-arakan “Berbaris Bagi Yesus” untuk menghentikan festival kegelapan itu. Para pendoa syafaat percaya bahwa ‘Karnaval’ adalah tenaga penggerak di balik pemberontakan yang terjadi di jalan-jalan di Brasilia. Menurut sumber Cindy di Brasilia, paling sedikit lima perayaan ‘Karnaval’ akhirnya ditutup pada tahun 1993.
- Tahun 1993 Cindy memimpin doa pendobrakan di Jepang, dimana masyarakat Kristennya sedikit dan terpecah-pecah. Pemimpin rohani setempat berkata bahwa peristiwa itu penting artinya karena umat percaya baik karismatik maupun bukan bertobat karena terpisah satu sama lain. Beberapa bulan kemudian ketika diadakan KKR secara nasional yang pertama di Jepang, ribuan orang mengaku percaya kepada Kristus.
Cindy Jacobs tidak merasa takut dengan peranannya karena ia menguasai strategi peperangan rohani dan dia tahu bahwa ia akan menang. Di samping itu, dia percaya Allah memakai bejana yang lemah untuk menghasilkan hal yang besar bagi kerajaan Allah. Dan semuanya itu meneguhkan jenderal wanita ini untuk terus berperang bagi Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar