Ditujukan bagi semua orang yang merasa mempunyai tallent.
Pernahkah kamu merasa bisa dan lihai untuk melakukan sesuatu?
Bagi orang yang memiliki tallent musik, adalah hal yang sangat gampang untuk mungkin main gitar, main piano, bahkan nyanyi.
Juga bagi orang yang pandai bernegosiasi, hal tawar-menawar adalah hal yang sangat mudah dan bahkan menjadi makanan sehari-harinya.
Bahkn seorang yang punya bakat gerak badan, menirukan gerakan-gerakan adalah suatu hal yang mudah, bahkan dipandang sebelah mata.
Itu semua disebut KARUNIA, dimana didalamnya kita punya kesempatan, punya hak untuk memilih, untuk merespon atau tidak.
Karena saya adalah penari, saya akan membahas tentang hal yang saya ketahui.
Dari kecil saya sudah diikutkan oleh orang tua saya di sanggar-sanggar seni tari.
Masa taman kanak-kanak, saya belajar ballet classic di Marlupi Dance Academy.
Masa awal SD (karena pindah sekolah dan pindah rumah), saya belajar nari dari ekskul SD Insan Permai dan beberapa sanggar tari daerah.
Masa pertengahan hingga akhir SD dan SMP, saya kembali ke Marlupi Dance Academy, dengan belajar kelas ballet jazz.
Masa akhir SMP hingga SMU, saya mulai bergabung dengan EO, dimana guru-guru nya adalah lulusan ballet jazz di Marlupi Dance Academy juga *cucoook deeeh booo*
Puji Tuhan saya bisa menghasilkan uang karena saya bergabung menari di beberapa EO untuk acara wedding, bersama tim saya.
Karena sejak SMP saya hidup bersama kakek nenek saya, jadi mau ga mau saya harus cari tambahan uang jajan.. yaaah..lumayan buat beli sepatu baru tiap bulan di masa itu :p
Banyak cara dan banyak jalan yang dunia tawarkan untuk mendapatkan uang jajan tambahan, tapi kita harus bijak memilih jalan mana yang akan kita ambil. Karena saya yakin, setiap keputusan selalu mengandung konsekuensi :)
Coba pikirkan apa yang terjadi, apabila saya dari kecil tidak mau ikut sanggar tari?
Coba pikirkan apa yang terjadi bila saya terintimidasi oleh omongan-omongan orang lain lalu saya merasa tidak mampu berbuat apa-apa?
Panggilan saya adalah menjadi seorang penari.
Ketika saya mulai komit pada Tuhan pun, saya persembahkan semua bagiNya, saya tidak menari lagi untuk dunia sekuler, saya maksimalkan tarian hanya untuk Dia, Sang Pemberi segala ide gerakan tarian.
Meskipun sempat beberapa tahun ketika saya mulai beranjak kuliah, saya tidak lagi bergabung dengan berbagai sanggar tari, kalo ditanya kenapa? Bukannya passion untuk nari gede banget?
Uhmm..banyak alasan sih..hahahaha..
1. Selain pergaulan di Bandung sedikit berbeda dengan kota asal saya di Surabaya, lagipula di masa itu belum ada cabang Marlupi Dance Academy di Bandung! Yaah..ga cuma itu sih..masih berderet alasan lainnya.. hwhehwehee..
Singkat cerita, selama kuliah saya gabung dengan kegiatan ajaib yang merusak kaki saya :( (nyesel sih..tapi..smua baik :)). saya belajar beladiri Taekwondo hingga sabuk hijau strip :) *uwoooow*, eits..jangan kagum dulu, sejujurnya saya cuma anak bawang di dojo Setiabudi :p
2. Sempat sakit liver komplikasi hyperthyroid, yang menyebabkan saya harus bed-rest di RS Imanuel (Bandung) hingga kurang lebih 20 hari di kamar Lion's Club ^^. Dan setelah rawat jalanpun selama 2 bulan, saya masih tidak boleh menggunakan otot perut, tidak boleh turun dari kasur (otomatis p*e n p*op harus pake pispot). Yaaah..untuk kesaksian yang satu ini akan saya tulis di judul yang berbeda yah.. ^^
Jadi setelah dihitung-hitung, sudah hampir 5 tahun saya absen dari dunia nari :( Tapi semuanya ga ada yang namanya hal "kebetulan", smua baik..all is well.. :)
Saya bersyukur bisa menari (lagi)...hal ini menjadi se-su-a-tu banget buat hidup saya.. :)
Saya suka menari, dan saya hargai panggilan saya untuk menari dan menjadi berkat dimanapun saya ditempatkan.
How bout you?